Pergi Saja Jika Itu Keinginanmu
Karya : Pena_Lingga
Pergi saja jika itu yang kamu inginkan. Aku tak akan menahanmu, meskipun di dalam dada ini, ada badai yang terus menggulung tak henti. Hatiku mungkin akan remuk seperti kaca jatuh dari langit, tapi aku tahu, memaksamu tinggal hanya akan membuat luka semakin dalam.
Setiap langkahmu menjauh serasa dentuman petir yang membelah langit malam. Suaramu yang dulu jadi nyanyian paling merdu, kini hanya gema yang memantul dalam kehampaan. Aku mencoba tersenyum, tapi rasanya seperti melukis pelangi di tengah hujan abu.
Aku pernah percaya bahwa kita adalah dua bintang yang ditakdirkan bersinar berdampingan. Namun kenyataannya, kau hanya meteor yang singgah sebentar, membakar langitku lalu hilang tak bersisa. Dan aku, dibiarkan terbakar perlahan dalam dinginnya kehilangan.
Pergi saja, bawa semua mimpi yang pernah kita rajut bersama. Biarkan aku memeluk bayanganmu yang semakin memudar, seperti pasir yang hilang ditiup angin. Tidak ada yang bisa kupegang lagi, selain kenangan yang menggigit seperti angin malam.
Aku sudah kehabisan kata untuk menahanmu, bahkan air mata pun lelah mengalir. Biarlah sungai luka ini mengalir sendiri menuju laut kesunyian. Jangan menoleh, karena aku pun tak tahu apakah sanggup tersenyum lagi jika melihat wajahmu.
Cintaku padamu mungkin tak akan mati, tapi kini biarlah ia jadi fosil yang membatu di dasar hati. Kau pernah menjadi musim semi dalam hidupku, tapi kini hanya musim gugur yang tersisa, di mana semua harapan berguguran tanpa suara.
Jika kau ingin pergi, pergilah. Aku tak akan merintih lagi, cukup luka ini kusembunyikan di balik senyum palsu yang kubentuk setiap pagi. Dunia mungkin tak tahu aku rapuh, tapi itu tak penting. Kau pun sudah tak peduli, bukan?
Dalam diam, aku berteriak. Dalam tenang, aku karam. Tak ada lagi peluk yang bisa menenangkan malam-malam yang kini dingin dan sunyi. Bahkan bulan pun enggan menyinariku, seolah tahu bahwa sinarnya hanya akan membuatku semakin rindu padamu.
Kau pernah jadi alasan aku percaya pada cinta, tapi juga alasan aku kehilangan kepercayaan itu. Sekarang, aku hanya ingin belajar berjalan lagi, meski tertatih, meski tanpa arah. Karena setelah kepergianmu, semua peta di hatiku terbakar habis.
Pergi saja, tak usah ragu. Tinggalkan aku bersama puing-puing yang tak bisa kuperbaiki. Mungkin ini bukan akhir yang kuinginkan, tapi mungkin ini yang terbaik untukmu. Dan aku, akan belajar mencintai diriku sendiri di reruntuhan ini.
Kamar sunyi, 22 Mei 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar