Patah Hati Paling Sekarat – Part 3
Karya : Pena_Lingga
Aku adalah angin yang kehilangan arah, melayang tanpa tujuan di antara puing-puing kenangan. Seperti cakra yang terus berputar, tak henti-henti membawa luka yang tak jua sembuh. Dalam gulungan takdir yang kau ukir dengan kebohongan, aku menjadi sekadar bayangan yang terlupa.
Kau adalah surya yang pernah menghangatkanku, lalu berubah menjadi dahana yang membakar segala harapan. Dalam api cintamu, aku luluh lantak, menjadi abu yang ditiup oleh waktu. Aku hanya bisa menatap kehancuran ini, tanpa daya mengumpulkan serpihan yang berserakan.
Sumpah yang kau ucap dulu kini tak lebih dari aksara hampa, hilang terbawa gelombang takdir yang kejam. Aku masih mengingat suaramu, seperti mantra yang dulu menenangkan, kini berubah menjadi kutukan yang membuatku tersesat dalam gulita.
Rindu ini menjelma belati, menancap tanpa ampun di dadaku. Seperti karma yang tak bisa kuhindari, bayangmu terus menghantuiku, menari di setiap sudut sunyi. Aku ingin lari, namun jejakmu telah tertanam dalam tapak takdirku.
Kau tinggalkan aku seperti janji yang tak pernah ditepati, terombang-ambing di antara harapan dan kepahitan. Aku hanyalah aksara yang kau tulis lalu kau hapus tanpa peduli, hilang sebelum sempat terbaca oleh semesta.
Seandainya aku adalah padma yang tumbuh di hatimu, mungkin aku bisa bertahan. Tapi aku hanyalah kelopak yang kau buang sebelum sempat mekar, layu sebelum sempat mencium cahaya cintamu.
Waktu berputar seperti chakra yang tak kenal lelah, tapi sakit ini tetap tinggal. Aku mencoba menghapusmu seperti ombak yang menghapus jejak di pasir, tapi entah mengapa, namamu tetap terukir dalam batinku.
Jika cinta ini adalah samsara, maka aku telah terjebak di lingkaran tak berujung, jatuh berulang kali ke dalam luka yang sama. Aku ingin bebas, tapi setiap langkah menuju kebebasan justru membawaku kembali kepadamu.
Kini aku berdiri di ambang takdir yang kau tinggalkan, bertanya pada semesta yang bisu. Adakah aku hanya seorang pejalan yang kau persilakan masuk untuk kemudian kau usir tanpa alasan? Ataukah aku memang ditakdirkan hanya sebagai persinggahan dalam perjalanan cintamu?
Aku bukan lagi seorang pecinta, hanya sisa dari sebuah kisah yang tak selesai. Aku akan pergi, membawa luka ini sebagai tanda bahwa aku pernah ada di hidupmu. Dan semoga, di kehidupan berikutnya, kita tidak perlu lagi saling kehilangan.
Samarinda,04 Maret 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar