Jumat, 07 Maret 2025

JANGAN TANYAKAN SETIA PADAKU

 Jangan Tanyakan Setia Padaku

Karya : Pena_Lingga


Jangan menanyakan perihal cinta sejati padaku, karena aku pernah mencintaimu tanpa ukuran. Seperti laut yang merelakan dirinya menampung air mata langit, aku mencintaimu tanpa batas, tanpa tanya, tanpa ragu. Aku memberimu segalanya, bahkan lebih dari yang kupunya, hingga akhirnya aku sendiri yang terbenam dalam luka yang tak kunjung reda.


Aku mencintaimu dengan cara yang bahkan tak mampu kupahami. Seperti angin yang tak terlihat tapi selalu terasa, perasaanku padamu mengalir tanpa henti. Aku tak tahu kapan aku mulai jatuh, tapi aku tahu aku jatuh terlalu dalam. Dan kini, aku terjebak di dasar jurang yang kau gali tanpa pernah berpikir untuk menolongku naik kembali.


Mereka bilang cinta sejati adalah yang bertahan meski diterpa waktu. Tapi bagiku, waktu adalah badai yang merobek segalanya. Aku mencintaimu dengan segenap keberanian, namun kau memilih pergi dengan ringan, seolah aku hanyalah dedaunan kering yang mudah diterbangkan angin. Aku mencoba mengerti, tapi hatiku masih memberontak, menolak kenyataan bahwa aku hanyalah persinggahan sementara.


Aku berusaha berdamai dengan kehilangan, seperti malam yang harus menerima perpisahannya dengan senja. Tapi, semakin aku mencoba, semakin aku terseret ke dalam pusaran kenangan. Seakan setiap langkahku bergaung dengan suara langkahmu yang dulu selalu menemani. Aku lelah, tapi ingatan tentangmu masih mencengkeram erat, seperti bayangan yang tak bisa diusir bahkan dalam gelap.


Jangan menanyakan perihal cinta sejati padaku, karena luka ini masih berdenyut seperti ombak yang terus menghantam karang. Aku berjalan dengan hati yang koyak, mencoba menyulamnya dengan harapan, namun benang yang kupakai selalu putus di tengah jalan. Aku ingin percaya bahwa aku akan pulih, tapi entah kapan itu akan terjadi.


Aku ingin membencimu, ingin melupakan setiap hal tentangmu, tapi hatiku seperti ranting yang rapuh—hanya bisa patah, tapi tak bisa melupakan pohon tempatnya pernah tumbuh. Kau pernah menjadi keindahan yang kusyukuri, bagaimana mungkin aku bisa menghapusmu begitu saja? Aku hanya bisa menerima bahwa tak semua yang kita cintai akan bertahan selamanya.


Aku mencoba menemukan kebahagiaan di tempat lain, mencoba mencintai diri sendiri seperti bunga yang tetap mekar meski ditinggalkan musim semi. Tapi setiap kali seseorang mendekat, aku selalu takut. Takut jatuh, takut terluka, takut mencintai dengan cara yang sama seperti dulu. Karena aku tahu, jika aku jatuh lagi, mungkin aku tak akan sanggup bangkit.


Mereka bilang waktu akan menyembuhkan segalanya. Tapi bagiku, waktu hanyalah perahu tanpa dayung yang mengambang di lautan sepi. Aku terbiasa dengan sakit ini, bukan karena sembuh, tapi karena tak ada pilihan lain. Aku masih ingat bagaimana caramu menyebut namaku, bagaimana suaramu pernah menjadi lagu terindah. Kini, semua itu hanya gema yang menggantung di dinding ingatanku.


Jangan menanyakan perihal cinta sejati padaku, karena aku pernah percaya sepenuh hati. Aku pernah berharap, pernah berjuang, pernah mencintai dengan segenap jiwaku. Tapi aku juga pernah kehilangan segalanya dalam sekejap. Cinta sejati? Mungkin ada, tapi aku tak ingin lagi membahasnya.


Aku hanya ingin hidup tanpa bayang-bayangmu. Aku ingin berhenti meraba luka yang tak kunjung sembuh. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti, cinta tak akan lagi terasa seperti kehilangan. Tapi sebelum hari itu tiba, biarkan aku menyimpan semua ini dalam diam.


Samarinda, 8 Maret 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...