Sabtu, 22 Maret 2025

BATU NISAN UNTUK YANG BERNAMA KEADILAN

 BATU NISAN UNTUK YANG BERNAMA KEADILAN

Karya: Pena_Lingga & Jejak Aksara


Riuh suara dari ibu kota, menggema hingga pelosok desa.

Orang-orang bercakap tentang keadilan, yang kini tinggal cerita lama.

Di meja-meja warung kopi, di jalan-jalan yang mulai sepi,

hanya ada keluh kesah mereka yang tak tahu harus berharap pada siapa.


Di sisi lain, ada yang hidup tanpa beban,

bersandar nyaman di kursi empuk dengan senyum menawan.

Mereka terbang ke negeri seberang, menikmati senja di pantai asing,

sementara di sini, ada yang tak bisa tidur karena perutnya keroncongan.


Harga melambung, nasib terpuruk,

rakyat kecil dipaksa tunduk.

Mereka yang haus keadilan justru disuruh bersabar,

sementara mereka yang menindas bebas tertawa tanpa beban.


Hukum tak pernah benar-benar tajam ke atas,

hanya tajam ke bawah, menghunus yang tak punya kuasa.

Koruptor dihukum ringan lalu kembali bersulang,

sementara pencuri nasi dipukul hingga tak berdaya.


Dan begitulah negeri ini terus berjalan,

dengan janji-janji yang tak pernah ditunaikan.

Rakyat hanya diminta bersyukur dan diam,

sementara mereka terus berpesta tanpa rasa malu sedikit pun.


Bahkan banyaknya kalam penenang dari para maling negeri, tak lain hanya sebatas bualan tanpa kinerja yang pasti. Lalu apa yang hendak dibanggakan? Sedangkan kemerdekaan berubah menjadi kesengsaraan.


Tuntutan rakyat pun hanya sekedar melintasi gendang telinga, namun penindasan masih saja merajalela. Selayaknya desir badai yang berhembus, meski merobohkan ribuan pohon tanpa harus ada dosa yang ditebus.


Tak heran jika rakyat mengutuk atas obralan janji mulut sampah berbau busuk. Sedikit kerja nyata, namun mengeruk pundi-pundi rupiah tanpa jeda.


Harus bagaimana lagi kami menuntut? Sedangkan banyaknya nyawa yang teriak beradu nadi dianggap sebagai kumpulan benang kusut.


Kami hanya menginginkan hak kemerdekaan yang seharusnya beralih menjadi kesejahteraan, bukan bualan penjahat negeri yang menindas tanpa rasa kasihan. Rakyat mati perlahan memeluk sumpah serapah atas kelakuan bajingan berpangkat yang tak takut kepada Tuhan.


Negeri gelap, 22 Maret 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...