Satu Hari Menuju Valentine
Karya : Pena_Lingga
Satu hari menuju Valentine. Seharusnya ini menjadi hari yang penuh warna, tapi bagiku, semuanya kelabu. Seharusnya aku sibuk memilih hadiah, mencari bunga, atau sekadar merencanakan makan malam bersamamu. Tapi kini, yang kulakukan hanyalah menatap langit-langit kamar, merasakan hampa yang menggigit seperti angin malam di bulan Februari.
Dunia di sekitarku terus berjalan. Toko-toko dihiasi warna merah muda, orang-orang tersenyum membawa bunga, dan lagu-lagu romantis terdengar di sudut-sudut kota. Namun bagiku, semua itu hanya pengingat bahwa kau telah menjadi senja yang tak akan kembali. Aku ingin menghindari semuanya, tapi ke mana pun aku pergi, cinta terasa seperti bayang-bayang yang mengejarku—mengingatkan bahwa aku kini hanya sendiri.
Aku masih ingat Valentine terakhir kita. Kau tertawa saat aku memberimu cokelat dengan kartu berisi puisi konyol. Katamu, "Tak perlu sesuatu yang mahal, cukup kita ada untuk satu sama lain." Aku tak pernah tahu bahwa itu akan menjadi yang terakhir. Seandainya aku tahu, aku akan lebih lama menatapmu, lebih erat menggenggammu, lebih banyak mengabadikan tawamu sebelum waktu merenggutmu dariku.
Sejak kepergianmu, hari-hari spesial kehilangan maknanya. Aku tak tahu bagaimana cara merayakan sesuatu yang kini terasa hampa. Aku ingin mengirimi pesan seperti dulu, sekadar berkata, "Selamat Hari Kasih Sayang, Sayang." Tapi bahkan nomor itu kini tak lebih dari pintu yang terkunci—tak lagi bisa menerima pesan dariku. Semesta benar-benar telah menutup aksesku untuk mencintaimu seperti dulu.
Orang-orang berkata waktu akan menyembuhkan, tapi aku mulai ragu. Waktu bukanlah tabib yang bisa menyembuhkan luka ini, ia hanya menumpuk debu di atas kenangan, membuatnya samar namun tak pernah benar-benar hilang. Aku masih berharap kau datang dalam mimpi, sekadar membawa kehangatan yang tak bisa kurasakan lagi di dunia nyata. Aku ingin percaya kau ada di sana, di tempat yang lebih damai, tersenyum melihatku dari kejauhan.
Esok, di Hari Kasih Sayang, aku mungkin hanya akan mengunjungi tempat peristirahatanmu, membawa bunga yang dulu kau suka, dan bercerita seolah-olah kau masih di sini. Meski tak ada jawaban, aku ingin kau tahu bahwa aku masih mencintaimu, masih merindukanmu, masih menunggu dalam doa yang mungkin tak akan pernah terkabul.
Selamat Hari Kasih Sayang, Sayang… di tempatmu yang jauh. Jika cinta sejati memang tak mengenal batas, maka aku yakin, kau masih bisa merasakannya, meski aku tak lagi bisa menyentuhmu.
Raja Ampat, 13 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar