Maaf, Ada Hati Yang Harus Aku Jaga
Karya : Pena_Lingga
Maaf. Aku tahu kata itu tidak akan cukup untuk meredakan luka yang menganga di hatimu. Tapi aku tetap ingin mengucapkannya, meskipun mungkin terdengar sia-sia. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu, sungguh. Semua yang kita lalui bersama adalah seperti bunga yang tumbuh di musim semi, indah dan penuh warna, tapi kini harus layu karena takdir.
Aku harus menjaga hati yang lain. Aku tahu ini terdengar egois, tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaan seseorang yang sudah lebih dulu ada sebelum kita bertemu. Aku tidak ingin menjadi angin yang merobohkan rumah yang telah kokoh berdiri. Dan untuk itu, aku harus mengorbankan perasaan kita.
Kau mungkin bertanya-tanya, mengapa aku membiarkan semuanya terjadi jika pada akhirnya aku akan memilih pergi? Aku pun bertanya hal yang sama pada diriku sendiri. Tapi perasaan itu datang begitu saja, seperti hujan yang turun tanpa bisa dicegah. Aku jatuh cinta padamu, meski aku tahu sejak awal bahwa ini salah. Aku terlambat menyadari bahwa semakin aku mencintaimu, semakin besar luka yang akan kutinggalkan.
Aku ingin menjelaskan semuanya, tapi aku takut kata-kataku hanya akan membuatmu semakin terluka. Aku ingin mengatakan bahwa kau berarti bagiku, lebih dari yang bisa kau bayangkan. Aku ingin memelukmu sekali lagi, memastikan bahwa kau baik-baik saja sebelum aku pergi. Tapi aku tahu, semakin lama aku di sini, semakin erat benang takdir mengikat perasaanku padamu.
Mungkin kau akan membenciku, dan aku tidak bisa menyalahkanmu. Aku pantas dibenci karena telah membuatmu berharap, hanya untuk menghancurkannya dalam sekejap. Aku pantas dianggap pengecut karena memilih pergi tanpa benar-benar bertarung untuk kita. Tapi percayalah, jika aku punya pilihan lain, aku ingin tetap tinggal.
Aku tidak akan meminta maaf berkali-kali karena aku tahu itu tidak akan mengubah apa pun. Aku hanya ingin kau tahu bahwa semua kenangan yang kita ciptakan akan tetap ada dalam ingatanku. Aku akan mengenang setiap tawa, setiap percakapan larut malam, setiap genggaman tangan yang pernah kita bagi. Aku akan mengingat semuanya, seperti bulan yang setia menemani malam meskipun tak bisa menyentuhnya.
Waktu akan berlalu, dan kau akan menemukan seseorang yang lebih baik dariku—seseorang yang bisa mencintaimu tanpa ragu, tanpa harus memilih antara dua hati. Aku berharap orang itu akan menjagamu lebih baik daripada yang bisa kulakukan. Aku berharap kau akan bahagia, meski itu berarti aku hanya akan menjadi daun kering yang tertiup angin kenangan.
Mungkin suatu hari nanti, jika takdir mempertemukan kita lagi, kita bisa tersenyum tanpa rasa sakit. Mungkin saat itu, aku bisa mengatakan betapa menyesalnya aku tanpa membuat air matamu jatuh. Mungkin saat itu, kau sudah melupakan luka yang kutinggalkan, dan aku bisa melihatmu bahagia tanpa beban.
Namun, hari itu masih terlalu jauh. Untuk sekarang, aku hanya bisa melangkah pergi, meninggalkanmu dengan luka yang kubuat. Aku hanya bisa berharap waktu akan menyembuhkan segalanya, meskipun aku tahu, beberapa luka memang diciptakan untuk tetap hidup dalam ingatan.
Dan pada akhirnya, aku hanya bisa berbisik dalam hati, "Maaf... aku mencintaimu, tapi aku harus pergi."
Raja Ampat, 13 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar