Minggu, 26 Januari 2025

PERPISAHAN DI PERSIMPANGAN IMAN

 ( Frasa )

Perpisahan Di Persimpangan Iman


Karya : Pena_Lingga


 Aku berikrar di hadapan Tuhanku, dengan gelang tasbih yang melingkar di pergelangan tangan, butirannya menjadi saksi atas doa-doa yang kuucapkan dalam hati. Dalam hening, aku berbisik kepada-Nya, memohon kekuatan, ampunan, dan kasih yang tak bertepi. Gelang ini bukan sekadar aksesoris, tetapi pengingat akan hubungan suci antara aku dan Sang Pencipta.


Sementara itu, kamu berdiri di sisi yang berbeda. Dengan kalung salib yang tergantung di lehermu, kau menundukkan kepala dalam hening yang khusyuk. Salib itu adalah simbol keimananmu, lambang pengorbanan, dan cinta Tuhanmu yang selalu kau yakini. Di sana, di hadapan Tuhanmu, kau mengucap janji-janji yang hanya kalian berdua yang tahu.


Kita mungkin memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi dengan Tuhan. Aku merangkai doa melalui jemariku yang menyentuh butir tasbih satu per satu, sementara kamu memejamkan mata, menggenggam erat salib kecil yang tergantung di kalungmu. Namun, bukankah doa-doa kita bermuara pada hal yang sama? Pada harapan akan kebaikan, pengampunan, dan cinta?


Gelang tasbihku dan kalung salibmu menjadi simbol kecil dari keyakinan besar yang kita pegang. Aku percaya pada doa yang kuhantarkan lewat setiap butir tasbih, dan kamu percaya pada pengorbanan yang diwakili oleh salib itu. Simbol-simbol ini menjadi saksi diam atas setiap harapan yang kita sematkan kepada Yang Maha Esa.


Dalam diam, aku kadang bertanya-tanya, bagaimana Tuhan memandang kita. Aku, dengan gelang tasbihku, dan kamu, dengan kalung salibmu, apakah Dia melihat kita sebagai dua jiwa yang berbeda? Ataukah sebagai dua hamba yang sama-sama mencari cinta-Nya, meski dengan jalan yang berbeda?


Perbedaan kita bukan penghalang, melainkan jembatan untuk saling memahami. Kau ajarkan aku tentang keteguhan dalam imanmu, dan aku tunjukkan padamu tentang ketenangan dalam doaku. Kita belajar bahwa cinta Tuhan terlalu besar untuk dibatasi oleh simbol-simbol atau perbedaan cara menyembah.


Gelang tasbihku mengajarkanku kesabaran, merangkai doa dengan penuh ketenangan. Kalung salibmu mengingatkanmu pada pengorbanan, memeluk segala beban dengan ketabahan. Di tengah perbedaan ini, kita saling melengkapi, saling menguatkan dalam perjalanan menuju cinta Ilahi.


Aku percaya, Tuhan kita adalah Tuhan yang sama. Dia yang menciptakan aku dengan gelang tasbih ini dan menciptakanmu dengan kalung salib itu. Mungkin kita memanggil-Nya dengan nama yang berbeda, tetapi cinta-Nya tak pernah berbeda. Ia menyatukan kita dalam doa yang tak terlihat, dalam kasih yang melampaui pemahaman manusia.


Namun, seiring waktu, kita sadar bahwa cinta kita terbatas oleh tembok keyakinan yang tak bisa diruntuhkan. Aku dengan jalanku, dan kamu dengan jalanmu. Bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena keyakinan yang kita peluk terlalu kuat untuk dilebur.


Di penghujung ini, aku menatapmu untuk terakhir kali, menyimpan kenangan indah kita di dalam doa. Dengan gelang tasbihku dan kalung salibmu, kita berpisah di persimpangan jalan. Semoga Tuhan, dalam kebesaran-Nya, menjaga kita masing-masing dalam cinta-Nya, meski kita tak lagi berjalan bersama.


Raj

a Ampat, 26 Januari 2025


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...