( Satire )
TOPENG KEPALSUAN
Karya : Pena_Lingga
Ada manusia sibuk tampil cerdas,
Namun logikanya hanyut di arus deras.
Berlayar di lautan ilmu yang fana,
Padahal kompasnya sudah tak bernyawa.
Kata-kata meluncur bak panah tajam,
Namun arahnya sering tak bertajam.
Mereka berdiri di atas panggung tinggi,
Tapi pijakannya retak, rapuh, dan sepi.
Menara gagasan dibangun megah,
Namun dasarnya penuh retakan lelah.
Buku dijadikan mahkota di kepala,
Tapi isinya kosong, hanya hiasan belaka.
Logika mereka bagai burung di sangkar,
Berisik berkicau, namun tak bisa berkisar.
Mencari sorak tepuk tangan meriah,
Padahal dirinya kehilangan arah.
Bahasanya terjalin seperti benang emas,
Namun simpulnya kusut, jauh dari waras.
Melukis citra di kanvas kehidupan,
Tapi warnanya luntur oleh kepalsuan.
Mereka bak lilin di tengah gelap,
Terang sesaat, lalu hilang lenyap.
Seolah bijak dalam percakapan,
Padahal sesat dalam pemahaman.
Bagai topeng di pesta megah dunia,
Cantik di luar, namun hampa makna.
Menuding salah pada semua yang beda,
Tapi lupa bercermin pada noda.
Setiap kata bak pedang yang berkilau,
Tapi tumpul saat diadu melawan akal.
Mereka mencipta badai dalam secangkir kopi,
Riuh rendah tanpa arti yang pasti.
Ada yang terobsesi pada gemilang cahaya,
Padahal jiwanya terjebak di sudut gulita.
Pohon gagah yang menjulang di angkasa,
Namun akarnya rapuh, mudah binasa.
Mungkin, dunia tak butuh kepura-puraan,
Cerdas sejati lahir dari kejujuran.
Biarlah mereka bermain peran dan cerita,
Waktu akan mengurai mana yang nyata.
Raja Ampat, 26 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar