Rabu, 29 Januari 2025

BUKAN KAMU LAGI ARAHKU UNTUK PULANG

 ( Prosa Liris )


Bukan Kamu Lagi Arahku Untuk Pulang


Karya : Pena_Lingga


Teruntuk kamu yang pernah menjadi obat dalam lelahku, yang pernah menjadi rumah ternyamanku...


Dulu, dalam setiap kepadatan hari yang melelahkan, kamu adalah tempat aku pulang. Suaramu menenangkan, kehadiranmu seperti pelukan tak kasatmata yang mampu meredakan segala letihku. Kamu bukan sekadar seseorang, kamu adalah rumah, tempat di mana aku merasa utuh tanpa perlu berpura-pura menjadi kuat.


Aku masih ingat bagaimana kita berbagi cerita, membangun dunia kecil kita sendiri di antara percakapan panjang yang seolah tak pernah habis. Kamu mendengarkanku tanpa menghakimi, membiarkan aku menjadi diriku sendiri tanpa perlu takut ditinggalkan. Di sisimu, aku merasa aman.


Namun, seperti daun yang perlahan gugur dari tangkainya, segalanya berubah. Aku tidak tahu kapan tepatnya jarak mulai tumbuh di antara kita, kapan kebersamaan kita mulai terasa asing. Yang dulu begitu dekat kini menjauh, yang dulu saling mencari kini hanya saling diam.


Tak ada perpisahan yang benar-benar mudah, begitu pula dengan kita. Mungkin, kita terlalu sibuk mencari alasan untuk tetap bertahan hingga lupa bahwa beberapa hal memang harus dilepaskan. Dan pada akhirnya, yang tersisa hanya kenangan yang kini tersimpan rapi dalam buku di sudut kamarku.


Aku membacanya sesekali, bukan karena ingin kembali, tetapi untuk mengenang bagaimana rasanya pernah memiliki seseorang yang begitu berarti. Kisah kita tak lagi nyata, tapi tak juga hilang. Ia tetap ada, mengisi ruang kosong yang tak bisa diisi oleh siapa pun lagi.


Terkadang aku bertanya-tanya, apakah kamu juga pernah mengingatku seperti aku mengingatmu? Apakah ada satu momen di mana kamu tiba-tiba terdiam, tersenyum kecil, lalu menghela napas panjang karena ingatan tentang kita kembali menyelinap tanpa diundang?


Bagaimanapun, aku bersyukur pernah mengenalmu, pernah merasakan hangatnya kehadiranmu. Meski tak lagi berjalan beriringan, aku tahu bahwa pertemuan kita bukan kebetulan. Ada sesuatu yang kita pelajari dari satu sama lain, ada luka yang menguatkan, ada kebahagiaan yang pernah kita bagi.


Kini, aku melanjutkan langkahku dengan tenang, tanpa berharap untuk kembali, tetapi juga tanpa ingin melupakan. Kamu adalah bagian dari perjalanan yang menjadikanku seperti sekarang, dan untuk itu, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih.


Semoga kamu menemukan kebahagiaan yang selama ini kamu cari. Semoga kamu tetap menjadi rumah, untuk dirimu sendiri, atau mungkin untuk seseorang yang kini menggenggam tanganmu dengan erat. Dan semoga, jika suatu hari kita bertemu lagi, kita bisa tersenyum tanpa ada lagi kata yang tertahan di antara kita.


Namun, di balik semua doa baik yang kuucapkan, ada satu kenyataan yang harus kutelan pahit-pahit: aku bukan lagi rumahmu. Aku bukan lagi tempatmu pulang, bukan lagi nama yang kau cari saat dunia terasa berat. Aku telah menjadi seseorang yang asing dalam hidupmu, sama seperti kau yang kini terasa begitu jauh dalam hidupku. Dan itulah yang paling menyakitkan—bukan karena kita berpisah, tapi karena kita pernah sedekat itu, lalu berubah menjadi sepasang kenangan yang tak lagi berarti.


Raja Ampat, 29 Januari 2025


------------PERTANGGUNG JAWABAN NASKAH--------


Tulisan ini termasuk dalam genre romansa dengan subgenre romansa tragis atau romansa melankolis. Gaya penulisannya juga memiliki elemen prosa liris, karena menggunakan bahasa yang puitis dan emosional untuk menggambarkan perasaan kehilangan, penyesalan, dan kesedihan mendalam dalam h

ubungan yang telah berakhir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...