Kebenaranmu atas Kebohongan
Karya : Pena_Lingga
Kamu sangat pandai membenarkan kebohongan alasanmu, seakan setiap kata yang keluar dari mulutmu adalah kebenaran yang tak terbantahkan. Semua yang kamu katakan terdengar begitu meyakinkan, seperti sebuah kisah yang tersusun rapih dan tak ada celah. Setiap kali kamu membuka mulut, aku merasa seolah dunia menjadi lebih terang, dan aku terlena dalam ceritamu yang penuh dengan janji palsu.
Bodohnya aku, selalu saja percaya. Terus-terusan aku memberikan kesempatan padamu, meski hatiku sudah mulai retak. Aku selalu berharap, entah dengan cara apa, bahwa kali ini akan berbeda. Namun, harapan itu seakan hanya menjadi bayangan yang semakin memudar seiring berjalannya waktu. Tak peduli seberapa banyak kali kamu melukai, aku tetap saja terbawa arus kata-katamu yang manis dan penuh penghiburan.
Setiap kali kamu pergi dan kembali, aku selalu menyambutmu dengan tangan terbuka, seolah-olah aku belum pernah merasa sakit. Padahal, dalam diam aku merasakan luka yang semakin dalam. Kamu tahu persis cara mengelabui hatiku, cara membuatku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja, meskipun kenyataan justru mengatakan sebaliknya.
Aku terkadang bertanya pada diriku sendiri, mengapa aku begitu bodoh? Mengapa aku selalu saja kembali padamu, meski sudah jelas kamu telah membuatku menangis berulang kali? Mungkin, karena aku masih berharap ada perubahan, atau mungkin karena aku terlalu takut menghadapi kenyataan bahwa aku harus melepaskanmu.
Kamu selalu punya alasan yang tampaknya masuk akal, alasan yang membuatku ragu untuk meragukanmu. Setiap penjelasanmu terdengar begitu logis, begitu penuh dengan kepedulian, seakan aku yang salah karena meragukanmu. Dan aku, seperti seorang anak yang tidak tahu apa-apa, kembali percaya dan menerima semuanya begitu saja.
Namun, semakin lama aku merasa semakin kosong. Kata-katamu yang dulu terdengar indah kini mulai terasa seperti kebohongan yang tak pernah berakhir. Hati ini mulai lelah dengan permainan yang kamu buat, dengan janji-janji yang tak pernah kau tepati, meski aku terus memberikanmu kesempatan untuk membuktikannya.
Aku mencoba untuk membuka mata dan melihat semua ini dengan jernih. Namun, setiap kali aku mencoba, kamu selalu ada untuk menarikku kembali ke dalam dunia yang kau buat, dunia di mana aku selalu percaya bahwa segala sesuatunya akan berubah. Dunia yang ternyata hanyalah ilusi belaka.
Setiap luka yang kamu buat semakin mendalam, dan semakin sering aku merasa terjebak dalam kebohongan-kebohonganmu. Namun, meskipun hatiku tahu bahwa aku harus pergi, ada sesuatu yang membuatku tetap bertahan. Mungkin itu adalah cinta yang tak mampu aku lepaskan, atau mungkin itu adalah harapan yang tak kunjung mati.
Aku tahu, pada akhirnya, aku harus berhenti. Aku harus berhenti memberi kesempatan yang tak pernah dihargai. Aku harus berhenti percaya pada kata-kata kosongmu yang hanya membuat hatiku semakin hancur. Namun, entah mengapa, aku selalu saja kembali, seperti sebuah kebiasaan buruk yang sulit untuk dihindari.
Dan akhirnya, aku sadar. Aku mungkin sudah terlalu lama terjebak dalam permainanmu. Tapi, kali ini, aku akan berusaha melepaskan diri. Aku akan berhenti percaya pada alasan-alasanmu yang selalu terdengar begitu sempurna, dan aku akan mulai menyembuhkan hati yang telah lama terluka.
Raja Ampat, 29 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar