Jumat, 24 Januari 2025

AKU LELAH DENGAN DUNIA INI

 AKU LELAH DENGAN DUNIA INI

( RAMPAK )


Karya : Andi irwan


Tubuh:

Aku benar-benar di ujung batas. Setiap hari aku dipaksa bergerak tanpa henti, menanggung beban yang seolah tidak pernah selesai. Tidakkah kau mendengarnya? Tulangku berderit, nafasku berat, bahkan pikiranku sudah tidak jernih lagi. Aku... aku benar-benar lelah.”


Hati:

“Aku mendengarmu, Tubuh. Aku selalu mendengarmu. Tapi aku ingin kau tahu bahwa kelelahan ini bukanlah kelemahan. Kelelahanmu adalah tanda bahwa kau telah berjuang keras, bahwa kau telah memberi yang terbaik. Kau boleh merasa lelah, kau boleh berhenti sejenak. Tapi jangan biarkan rasa itu menutup harapan.”


Tubuh:

“Tapi Hati, bagaimana aku bisa terus berharap? Dunia ini terlalu keras. Aku merasa semua yang kulakukan sia-sia. Berjuang setiap hari hanya untuk merasa seperti aku sedang tenggelam lebih dalam.”


Hati:

“Aku tahu, dunia ini tidak mudah. Tapi bukankah justru itu yang membuat hidup berarti? Jika semuanya berjalan mulus, kau tidak akan pernah tahu seberapa kuat kau sebenarnya. Setiap langkah yang kau ambil, meskipun kecil, adalah kemenangan. Setiap pagi kau bangun, itu adalah bukti bahwa kau belum menyerah, bahwa kau masih punya kekuatan.”


Tubuh:

“Namun kekuatan itu semakin hari semakin menipis. Aku mulai merasa hampa, Hati. Apa gunanya semua ini jika pada akhirnya aku hanya menjadi robot yang bergerak tanpa jiwa? Apa aku benar-benar akan menemukan kebahagiaan di ujung jalan ini?”


Hati:

“Kau bukan robot, Tubuh. Kau adalah makhluk yang hidup, yang punya rasa, punya mimpi, punya cinta. Kebahagiaan itu tidak selalu ada di ujung jalan. Kadang ia tersembunyi di sela-sela langkah kecil yang kau ambil. Lihatlah sekelilingmu. Ada hal-hal kecil yang mungkin kau abaikan karena kau terlalu fokus pada rasa lelahmu. Udara yang kau hirup, sinar matahari yang menghangatkan kulitmu, orang-orang yang diam-diam mendoakanmu. Semua itu adalah kebahagiaan yang kau miliki sekarang.”


Tubuh:

“Tapi kebahagiaan kecil itu terasa tidak cukup, Hati. Aku ingin lebih. Aku ingin merasa ringan, merasa bebas dari semua beban ini. Apa salah jika aku menginginkan hidup yang lebih mudah?”


Hati:

“Tidak salah, Tubuh. Setiap orang pasti ingin hidup yang lebih mudah. Tapi ingat, jalan mudah tidak selalu membawa kita ke tempat yang kita impikan. Kadang jalan yang sulit adalah cara semesta mengajarkan kita arti sebenarnya dari ketangguhan, kesabaran, dan rasa syukur. Bukankah kau ingin menjadi lebih kuat, lebih bijaksana?”


Tubuh:

“Entah, Hati. Rasanya seperti aku berjalan di lingkaran yang sama. Setiap kali aku merasa sedikit lebih baik, masalah baru datang menghantamku. Aku mulai bertanya-tanya, apakah aku benar-benar punya tujuan atau hanya berjalan tanpa arah.”


Hati:

“Kau punya tujuan, Tubuh. Aku yang menyimpannya untukmu, bahkan saat kau lupa. Ingat impian-impian kecil yang pernah kau bisikkan? Kau ingin membuat hidupmu berarti, bukan hanya untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk orang-orang yang kau sayangi. Kau ingin membuat dunia, sekecil apa pun, menjadi tempat yang lebih baik. Aku tahu, jalan ini tidak mudah. Tapi kau tidak berjalan sendirian. Aku selalu ada di sini, mengingatkanmu setiap kali kau mulai ragu.”


Tubuh:

“Tapi aku takut, Hati. Aku takut kalau aku benar-benar tidak cukup baik. Bahwa semua usahaku tidak akan berarti apa-apa. Ketakutan itu menghantuiku setiap malam, membuatku ingin berhenti saja.”


Hati:

“Rasa takut itu wajar, Tubuh. Itu tanda bahwa kau peduli, bahwa kau ingin melakukan yang terbaik. Tapi jangan biarkan rasa takut itu menguasaimu. Jangan biarkan ia menjadi penghalangmu. Ketika malam terasa gelap, ingatlah bahwa fajar selalu datang. Bahkan saat kau merasa terpuruk, ada aku di sini, menyalakan nyala kecil agar kau tidak benar-benar kehilangan arah.”


Tubuh:

“Kalau begitu, apa yang harus kulakukan sekarang, Hati? Aku sudah terlalu lelah untuk terus berjalan, tapi aku juga tidak ingin menyerah.”


Hati:

“Yang harus kau lakukan sekarang adalah berhenti sejenak. Ambil napas, rasakan kehadiranmu di sini dan sekarang. Tidak apa-apa untuk berhenti, Tubuh. Tidak apa-apa untuk mengakui bahwa kau lelah. Tapi berhenti bukan berarti menyerah. Berhenti adalah cara kita untuk mengisi ulang, untuk mengumpulkan tenaga agar bisa melangkah lagi.”


Tubuh:

“Apakah kau yakin, Hati? Apakah semua ini benar-benar akan sepadan? Bahwa pada akhirnya aku akan menemukan apa yang kucari?”


Hati:

“Aku yakin, Tubuh. Aku percaya padamu, pada kekuatanmu, pada ketulusanmu. Hidup ini memang tidak pernah memberikan jaminan. Tapi justru karena itu, setiap langkah yang kau ambil, setiap perjuangan yang kau hadapi, menjadi lebih berarti. Aku percaya, di tengah semua rasa lelahmu, ada harapan yang tidak pernah padam. Karena aku, Hati, adalah sumber semangatmu. Dan aku akan selalu ada untukmu.”


Tubuh:

“Baiklah, Hati. Aku akan percaya padamu. Aku akan istirahat sejenak, tapi aku tidak akan berhenti. Terima kasih, karena kau selalu ada di sisiku, bahkan saat aku merasa ingin menyerah.”


Hati:

“Selalu, Tubuh. Kita ini satu, dan kita akan melewati semuanya bersama. Mungkin hari ini terasa berat, tapi percayalah, kita sedang berjalan menuju hari yang lebih baik. Pelan-pelan saja, langkah kecil pun cukup. Aku tidak akan membiarkanmu menyerah. Kita akan terus melangkah, sampai kita menemukan cahaya di ujung jalan ini.


Sorong, 24 Januari 2025


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...