SEBATAS VIRTUAL YANG TIDAK BISA MENJADI NYATA
Oleh : Andi Irwan [ Pena_Lingga ]
# Frasa/Frosa #
Dalam ruang maya yang tak berbatas, cinta kami tumbuh di antara pesan-pesan singkat dan panggilan video. Setiap kata yang diketik, setiap emoji yang dikirim, menjadi jembatan bagi dua hati yang berjauhan. Meskipun tak ada sentuhan fisik, kehadirannya terasa nyata dalam setiap notifikasi yang muncul di layar.
Aku berbagi mimpi dan harapan melalui layar kaca, menganyam janji-janji dalam ruang digital. Canda tawa dan obrolan malam mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh jarak. Di dunia maya, aku bebas mengekspresikan perasaan tanpa batas, membangun dunia kami sendiri di balik profil dan username.
Namun, ada kekosongan yang tak bisa diisi oleh kata-kata atau gambar. Kadang-kadang, kerinduan akan kehadiran fisik menjadi begitu kuat, hingga pesan-pesan hangat pun terasa dingin. Terkadang, ketidakpastian menggelayuti hati, mempertanyakan apakah cinta ini bisa bertahan di luar dunia maya.
Setiap pertemuan virtual membawa kebahagiaan sekaligus kesedihan. Kebahagiaan karena bisa melihat senyumnya, mendengar tawanya, meski hanya melalui layar. Kesedihan karena menyadari bahwa jarak masih menjadi penghalang, memisahkan dua jiwa yang saling mencinta.
Cinta virtualku diuji oleh waktu dan kesabaran. Ada hari-hari di mana jaringan internet menjadi musuh, membuat komunikasi terputus-putus dan penuh kekeliruan. Namun, aku tetap bertahan, berjuang bersama dalam dunia yang tak kasat mata ini, percaya bahwa cinta sejati bisa menembus segala rintangan.
Harapanku adalah suatu hari bisa bersatu dalam dunia nyata, merasakan hangatnya pelukan dan manisnya ciuman. Aku bermimpi tentang hari-hari di mana jarak tak lagi menjadi masalah, di mana kami bisa menjalani kehidupan bersama tanpa batasan layar. Namun, seiring berjalannya waktu, harapan itu semakin pudar, terkikis oleh realitas yang tak bisa dihindari.
Akhirnya, aku harus menerima kenyataan bahwa cinta ini tak bisa terus bertahan hanya di dunia maya. Ketidakmampuan untuk saling menjaga, keterbatasan komunikasi yang semakin renggang, dan jarak yang terus memisahkan membuat kami memutuskan untuk berpisah. Dalam kesedihan, aku mengakhiri cerita cinta yang pernah begitu indah, menyadari bahwa meski asmara kami hanya virtual, luka yang ditinggalkannya nyata dan mendalam.
Raja Ampat, 18 Desember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar