Sabtu, 11 Januari 2025

DIALOG RAGA

 DIALOG RAGA


Karya : Andi Irwan



Aku:

Dalam malam yang sunyi, tubuhku bertanya,

Mengapa raga ini terasa kosong tanpa tujuan?

Mungkinkah cinta adalah jawabannya,

Atau hanya bayang-bayang yang hilang ditelan waktu?


Raga:

Aku adalah jejak langkah yang tak terlihat,

Yang tetap setia meski dunia tak mempedulikanku.

Cinta bukanlah tujuan, namun perjalanan,

Yang mengajarkan kita untuk terus tumbuh dan mengerti.


Aku:

Kau tak lelah mengikuti setiap gerakanku,

Saat dunia menuntut untuk berlari lebih cepat?

Di mana tempat kita, jika bukan di sini,

Di antara keramaian yang tak pernah berhenti?


Raga:

Lelah itu bukan milikku,

Aku adalah nafas yang tak pernah lepas.

Jika dunia memintaku untuk terus melangkah,

Aku akan tetap bergerak, meski perlahan.


Aku:

Namun, adakah arti tanpa makna?

Apakah kita hanya boneka dalam cerita semu?

Aku merindu keheningan,

Ke dalam ruang di mana hanya kita yang ada.


Raga:

Makna itu bukan sesuatu yang ditemukan,

Ia tumbuh dari setiap jejak kaki yang kau tinggalkan.

Keheningan itu adalah kita,

Menari dalam harmoni meski tanpa kata-kata.


Aku:

Lalu, apa yang akan kita temui di ujung perjalanan ini?

Apakah kita akan berhenti atau terus maju?

Tak ada arah yang jelas, hanya rasa,

Rasa yang mengalir, membentuk jalan baru.


Raga:

Di ujung perjalanan, kita akan menemukan diri kita,

Yang tak pernah kita kenal sebelumnya.

Kita bukan hanya perjalanan,

Tapi makna dari setiap langkah yang kita ambil.


Aku:

Maka kita berjalan, tanpa takut, tanpa ragu,

Karena setiap detik adalah cerita yang baru.

Tak ada lagi pertanyaan, hanya jawaban,

Jawaban yang lahir dari setiap desah dan gerak.


Raga:

Kita adalah dialog yang tak pernah selesai,

Dua jiwa yang terus berbicara dalam diam.

Berjalanlah bersamaku, karena kita adalah satu,

Satu dalam perjalanan yang tak terucap, namun dirasa.


Sorong, 11 Januari 2025


-------------------------------------------


MAKNA NASKAH


Puisi "Dialog Raga" menggambarkan hubungan mendalam antara tubuh (raga) dan jiwa (aku), yang berkelana bersama dalam kehidupan. Dialog ini menyentuh tema tentang pencarian makna hidup, perjalanan batin, dan refleksi diri. Aku bertanya tentang tujuan dan arti, sedangkan Raga memberikan jawaban yang menenangkan, mengingatkan bahwa perjalanan hidup adalah tentang berkembang dan merasakan setiap langkah, meskipun kadang tanpa tujuan yang jelas. Kehidupan ini bukanlah soal pencapaian yang segera tampak, melainkan proses yang terus berlangsung, dan makna sering ditemukan dalam kesederhanaan gerak tubuh dan rasa yang hadir dalam tiap detik kehidupan.


Keheningan, ketekunan dalam bergerak, serta ketidaktahuan akan ujung perjalanan merupakan inti dari percakapan ini. Melalui dialog antara Aku dan Raga, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya hadir dalam setiap momen, tanpa harus selalu tahu ke mana arah tujuan. Dalam konteks ini, perjalanan itu sendiri adalah makna yang ditemukan.


GENRE

Puisi ini termasuk dalam genre puisi liris yang menggali aspek-aspek batiniah dan emosional dari manusia. Puisi ini juga bisa dianggap sebagai puisi eksistensialis, karena mengangkat tema tentang pencarian makna hidup dan pemaknaan perjalanan hidup melalui percakapan dalam diri. Dialog antara jiwa dan tubuh memberi nuansa meditatif, dengan fokus pada refleksi eksistensial tanpa jawaban pasti, yang sering kali ditemukan dalam karya-karya puisi yang bersifat introspektif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...