Atas Nama Cinta
Karya : Andi Irwan
Atas nama luka yang terus menggurat hati, aku memilih untuk mundur perlahan. Bukan karena lelah, tapi karena aku sadar tak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Aku telah bertahan di antara harapan yang kian memudar, menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Setiap langkah mundur yang kuambil adalah upaya untuk menyelamatkan sisa-sisa diriku yang hampir hancur.
Aku telah mencoba menguatkan diri, tapi nyatanya tidak semua perjuangan berbuah bahagia. Ada cinta yang justru melukai, ada kepercayaan yang berubah menjadi pengkhianatan. Dan aku? Aku hanya seorang yang terlalu percaya, terlalu berharap, hingga akhirnya terhempas oleh kenyataan yang pahit.
Patah hati ini bukan tentang kebencian. Tidak, aku tidak membencimu. Aku hanya kecewa pada diriku sendiri yang terlalu lama bertahan, terlalu lama berharap bahwa segalanya akan baik-baik saja. Namun, perlahan aku sadar bahwa tidak semua hal layak diperjuangkan, termasuk kita.
Mundur bukan berarti aku menyerah. Aku hanya memilih untuk menyelamatkan diriku sendiri. Karena pada akhirnya, aku harus belajar mencintai diriku lebih dulu. Aku tak bisa terus-menerus menambal luka yang terus kau goreskan. Aku butuh jeda, butuh ruang untuk bernapas tanpa dihantui kenangan yang menyakitkan.
Luka ini mungkin tidak akan sembuh dalam sehari atau seminggu. Tapi aku percaya, waktu akan menjadi penyembuh terbaik. Aku akan belajar berdiri tanpa bayanganmu, belajar menata langkah tanpa berharap kau akan kembali. Aku tahu, ini tidak akan mudah, tapi aku harus memulai dari sini—dengan mundur.
Jadi, aku pergi. Pelan-pelan, tanpa amarah, tanpa dendam. Aku ingin melepaskan dengan cara yang baik, tanpa membiarkan luka ini membuatku membenci cinta. Aku percaya, suatu saat nanti aku akan menemukan cinta yang tidak menyakitkan. Tapi sampai saat itu tiba, izinkan aku menjauh, menghilang, dan mencari diriku yang hilang dalam cerita ini.
Sorong, 18 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar