AKU MUNDUR SEBELUM MENGATAKAN
Karya: Andi irwan
Ada sebuah perasaan yang tumbuh perlahan di dalam diriku, namun tidak pernah berani aku sebutkan namanya. Perasaan itu tumbuh seperti benih yang terus mencari cahaya, meski aku tahu tanah tempatnya berakar tak cukup subur untuk membuatnya hidup lama. Dalam diam aku menatapmu, berharap ada saat yang tepat untuk mengungkapkan segalanya. Namun, setiap kali aku ingin melangkah maju, aku justru merasa kakiku berat untuk bergerak.
Aku sadar, mungkin aku terlalu kecil untuk dunia besarmu. Kamu bersinar begitu terang, sementara aku hanyalah bayangan yang tak pernah kau perhatikan. Ada ragu yang terus menghantui, bahwa jika aku berbicara, aku mungkin hanya akan menjadi beban, atau bahkan hanya sebuah cerita yang kamu lupakan begitu saja. Maka, aku memilih untuk memendam, membiarkan perasaan ini tetap menjadi rahasia kecil yang hanya aku dan semesta yang tahu.
Mundur adalah pilihan yang paling masuk akal bagiku. Sebelum aku melangkah terlalu jauh dan akhirnya terluka, lebih baik aku berhenti sekarang. Sebelum aku sempat mengatakan perasaan ini, aku memilih untuk kembali ke zona aman, di mana aku bisa tetap melihatmu tanpa rasa takut kehilangan. Karena aku sadar, mencintai dalam diam jauh lebih mudah dibanding kehilangan harapan yang belum pernah benar-benar ada.
Namun, keputusanku ini bukan berarti aku tak berani berjuang. Aku hanya tahu diri. Aku tahu, cinta tak bisa dipaksakan. Aku tahu, hatimu mungkin telah penuh dengan cerita lain, yang tidak melibatkan aku di dalamnya. Aku mundur bukan karena aku tak cukup kuat, tetapi karena aku menghargai jarak yang tak pernah bisa aku jembatani.
Akan ada waktu di mana aku melihat ke belakang dan bertanya-tanya bagaimana jika aku mengungkapkan semuanya. Akan ada saat-saat di mana aku merindukan kemungkinan-kemungkinan yang tak pernah terwujud. Tetapi aku yakin, ini adalah cara terbaik untuk menjaga hatiku tetap utuh, meskipun aku harus menelan pahitnya kenyataan bahwa kau tak pernah tahu perasaanku.
Jadi, di sinilah aku, berdiri di ambang perasaan yang tak sempat diungkapkan. Aku mundur, bukan karena aku lemah, tetapi karena aku paham batasan diriku. Meski aku pergi tanpa sempat mengatakan apa-apa, aku berharap semesta bisa menyampaikan apa yang tak sanggup aku ucapkan. Sebab mencintaimu, meski hanya dari jauh, sudah cukup menjadi bagian dari ceritaku.
Sorong, 14 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar