Senin, 17 Februari 2025

SAJAK UNTUK PECUNDANG

 Sajak Untuk Pecundang

Karya : Pena_Lingga


Kalian yang berdiri di balik kabut,

Mengira aku berjalan di jalan emas yang mulus.

Tapi aku hanya seorang pelaut, mengarungi samudra kata,

Tanpa tahu ke mana ombak akan membawa kapal ini.


Di mata kalian, aku mungkin bintang yang terlalu terang,

Namun kalian lupa, bintang pun tak lepas dari gelap malam.

Karya ini bukan cahaya untuk menyilaukan,

Hanya sekeping pendar yang ingin berbicara dengan senyap.


Ada yang mengatakan aku menulis dengan tangan berlapis sutra,

Padahal tangan ini hanya menari di atas angin yang kencang.

Kalian yang iri, apakah kalian tak tahu?

Tak ada sutra tanpa benang yang telah putus di ujungnya.


Kalian melihat aku seperti pohon yang tumbuh subur,

Tapi tak tahu bahwa akar-akarku mencengkram tanah beku.

Tak ada yang mudah dalam menumbuhkan hutan kata,

Setiap daun yang jatuh adalah kisah yang hilang tanpa jejak.


Kalian terus berbisik seperti serangga di malam gelap,

Tanpa tahu bahwa setiap nyanyian itu hanya angin yang lewat.

Aku bukan raja di istana kata,

Aku hanya seorang musafir yang tak takut tersesat di padang pasir.


Iri itu seperti sungai yang terus mengalir,

Tanpa tahu bahwa arusnya akan menenggelamkan diri sendiri.

Aku hanya menulis, bukan untuk mengisi ruang kosong,

Tapi untuk mengalirkan air yang membawa kesejukan bagi hati yang gersang.


Kalian mungkin melihat aku seperti burung yang terbang tinggi,

Tapi tak tahu betapa sayapku terkoyak oleh badai.

Setiap kata adalah sayap yang patah,

Tapi aku terus terbang, meski tanpa arah yang pasti.


Jika kalian merasa lebih besar dari ombak yang aku hadapi,

Mengapa tak coba berdiri di atas kapal ini?

Jangan hanya mencibir dari bibir yang kering,

Tulis kisah kalian, biar tak terhapus waktu.


Aku tahu kalian menganggap kata-kata ini pisau tajam,

Tapi ingatlah, pisau itu hanya bisa melukai yang tak tahu cara memegangnya.

Biar aku yang mencipta, biar aku yang jatuh,

Setiap patah itu adalah pelajaran untuk bangkit lebih tinggi.


Jadi, untuk kalian yang iri di balik bayang-bayang,

Apakah kalian akan terus menunggu atau mulai menggenggam pena?

Karena dunia ini bukan milik mereka yang hanya menilai,

Tapi milik mereka yang berani mencipta, meski dunia penuh keraguan.


Raja Ampat, 17 Februari 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

( Dialog Y.T.S.A.M.S )

 Yang Tertinggal Setelah Aku Memberi Segalanya ( Part 1 ) Karya : Pena_Lingga 🤵: Hai ! Lama tak bertemu ya Kali ini aku datang dengan niat ...