[ Satire ]
BONGKAR !
Karya : Pena_Lingga ( Andi Irwan )
Katanya kami harus sabar,
Tapi perut sudah mulai kelaparan,
Dibawah tangan mereka menari,
Menumpuk emas, menumpuk dolar.
Mereka bilang ini semua perjuangan,
Tapi tawa mereka lebih keras dari teriakan,
Kami bersuara minta keadilan,
Namun suara itu tenggelam di samudra kebisuan.
Berkata mulut tentang keberkahan,
Sementara tangan mereka sibuk mencuri kekayaan,
Keadilan, katanya, hanya soal waktu,
Tapi waktu itu hanya milik mereka yang punya kuasa.
Jangan ajari kami untuk bersyukur,
Sambil kalian di atas sana terus menjarah,
Bicara tentang nasib buruk kami,
Tapi di sisi lain kalian pesta pora.
Kami, rakyat yang lelah berjuang,
Sementara mereka terlelap dalam kemewahan,
Katanya, ini tanah yang adil,
Tapi kami hanyalah bayangan yang terlupakan.
Mereka bilang yang benar selalu menang,
Tapi setiap kali mereka menang, kami semakin hilang,
Di jalan ini kami berjalan tanpa arah,
Ditinggalkan mereka yang sudah penuh dengan harta.
Mereka berbicara soal kedamaian,
Tapi perang itu ada di dalam perut kami,
Kami lapar, mereka kenyang,
Keberkahan itu hanya milik yang punya tanah.
Katakanlah ini negeri yang merdeka,
Tapi siapa yang bebas dari belenggu?
Kami terkurung dalam jaring ketidakpastian,
Sementara mereka terus merajut kekuasaan.
Kita disuruh percaya pada janji,
Yang setiap hari semakin kabur di mata,
Apa yang nyata hanya janji manis,
Yang pada akhirnya dibungkus dengan dusta.
Bongkar semua yang mereka sembunyikan,
Biarkan kami lihat dengan jelas siapa yang menang,
Jangan hanya buka mulut, buka hati,
Tunjukkan pada kami, ke mana sebenarnya keadilan ini.
Kami berdiri di jalan yang penuh lubang,
Tapi mereka berjalan di atas karpet merah,
Kami terjatuh, mereka tetap tertawa,
Lalu mereka ajarkan kami tentang kejujuran.
Bongkar semua, buka mata lebar-lebar,
Jangan biarkan kami terus dibohongi,
Kami ingin hidup di negeri yang adil,
Bukan hanya menjadi bayangan di bawah cahaya yang kelam.
Raja Ampat, 26 Januari 2025
---------------------------------------------------
# PERTANGGUNG JAWABAN NASKAH
Genre:
Puisi ini termasuk dalam genre kritik sosial atau satire politik. Genre ini digunakan untuk mengungkapkan ketidakadilan sosial, ketimpangan kekuasaan, dan keinginan untuk perubahan melalui bahasa yang tajam dan ironis.
Makna yang Terkandung:
Puisi ini memiliki makna yang mendalam terkait dengan ketidakadilan sosial dan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Beberapa pesan yang terkandung di dalamnya adalah:
1. Ketidakadilan Sosial: Puisi ini mengkritik ketimpangan antara rakyat biasa yang hidup dalam kesulitan dengan para penguasa yang terus menambah kekayaan. Keberkahan, yang sering dibicarakan oleh elit, ternyata tidak dirasakan oleh rakyat kecil.
2. Kebohongan dan Janji Palsu: Ada kritikan terhadap janji-janji manis dari para penguasa yang semakin kabur dan tidak dipenuhi, sementara rakyat terus disuruh untuk bersabar dan bersyukur tanpa mendapat apa-apa.
3. Pencurian Kekayaan: Puisi ini menyentil tentang bagaimana kekayaan negara dan sumber daya alam justru dikuasai oleh segelintir orang, sementara rakyat yang berjuang untuk hidup justru diabaikan.
4. Kehilangan Harapan: Ada gambaran tentang kehampaan dan kekecewaan terhadap sistem yang ada, dimana harapan akan keadilan terasa semakin jauh. Rakyat merasa ditinggalkan dalam ketidakpastian.
5. Tuntutan Perubahan: Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan seruan untuk "membongkar" kebohongan dan ketidakadilan yang ada, membuka mata masyarakat akan realitas yang sebenarnya, dan menuntut perubahan yang lebih adil.
Dengan demikian, puisi ini bukan hanya sekadar keluhan, tetapi juga ajakan
untuk membuka mata, mendobrak kebisuan, dan menciptakan perubahan melalui kesadaran kolektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar